Antihistamin Reseptor 2 - Ranitidin

Ranitidin merupakan golongan obat antihistamin reseptor 2 (AH2). Mekanisme kerja ranitidin adalah menghambat reseptor histamin 2 secara selektif dan reversibel sehingga dapat menghambat sekresi cairan lambung. Ranitidin mengurangi volume dan kadar ion hidrogen dai sel parietal akan menurun sejalan dengan penurunan volume cairan lambung.
Pemberian ranitidin dengan cara injeksi intramuskular menyebabkan absorpsi yang lebih cepat dan mencapai kadar puncak plasma dalam waktu 15 menit setelah pemberian. Bioavailabilitas ranitidin mencapai 90 - 100%, waktu paruh plasma sekitar 2-3 jam. Ranitidin memiliki ikatan plasma yang lemah, dimana hanya sekitar 15% yang berikatan dengan protein plasma.

Interaksi Obat
Ranitidin tidak seperti simetidin, karena ranitidin tidak terlalu mempengaruhi sitokrom P450, ranitidin dengan kadar obat dalam darah yang sesuai dengan dosis standar tidak mengganggu sitokrom P450 pada hati yang berhubungan dengan gangguan pada sistem oksigenase.

Indikasi
  • Pengobatan ulkus duodenal dan ulkus gaster
  • Pengobatan patologi kondisi hipersekresi
  • Refluks esofagitis
  • Menghilangkan gejala indigestion asam dan rasa panas pada perut 
  • Ulkus yang timbul pasca operasi
Efek Samping
Beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan adalah
  • Sakit pada tempat penyuntikan
  • Perubahan pada bowel habit, lemah, kelelahan, sakit kepala dan ruam kulit
Demikian postingan singkat kali ini tentang ranitidin, sebagai salah satu obat golongan antihistamin 2. Mintalah informasi yang jelas setiap anda membeli obat bisa kepada petugas apotik atau dokter kamu, setidaknya anda mengetahui fungsi obat yang diberikan pada anda. Semoga postingan kali ini bermanfaat

Posted by: Polobye Sidauruk
Berbagi Informasi Updated at: 14.30

1 komentar:

  1. wah saya msh sdikit sekali pengetahuan tentang obat2n, makasih ya udah berbagi informasi

    BalasHapus