Mekanisme Inflamasi

Pada postingan kali ini kita akan berbagi informasi tentang mekanisme terjadinya inflamasi lengkap dengan gambar yang menjelaskan mekanisme inflamasi terjadi. Inflamasi adalah respon kompleks dari tubuh terhadap suatu yang tidak mengenakkan. Inflamasi juga dapat didefinisikan sebagai respon protektif terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma  fisik, termal, zat  kimia  yang  merusak, atau zat-zat mikrobiologik (penyebab infeksi). Mekanisme terjadinya Inflamasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1.  Perubahan vaskular
Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera  merupakan suatu yang mendasar  untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran darah dan  permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena  terjadi  dilatasi  arteri  lokal  sehingga  terjadi  pertambahan  aliran darah (hypermia) yang disusul dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian tersebut menjadi merah dan panas. Sel darah putih akan berkumpul di sepanjang dinding pembuluh darah dengan cara menempel. Dinding pembuluh menjadi longgar susunannya sehingga memungkinkan sel darah putih keluar melalui dinding pembuluh. Sel darah putih bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi serangan benda-benda asing.
2.  Pembentukan cairan inflamasi
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya sel darah putih dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah  yang  menjadi   dasar  terjadinya  pembengkakan.  Pembengkakan menyebabkan terjadinya tegangan  dan  tekanan pada sel syaraf sehingga menimbulkan rasa sakit (Mansjoer, 1999).
Penyebab inflamasi dapat disebabkan oleh mekanik (tusukan), Kimiawi (histamin menyebabkan alerti, asam lambung berlebih bisa menyebabkan iritasi), Termal (suhu), dan Mikroba (infeksi Penyakit. 
Tanda-tanda inflamasi (peradangan) adalah
1.  Rubor    (kemerahan) terjadi karena banyak darah mengalir ke dalam mikrosomal lokal pada tempat peradangan.
2.  Kalor  (panas)  dikarenakan  lebih  banyak  darah  yang  disalurkan  pada tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke daerah normal.
3.  Dolor  (Nyeri)  dikarenakan  pembengkakan  jaringan  mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
4.  Tumor (pembengkakan) pengeluaran ciran-cairan ke jaringan interstisial.
5.  Functio laesa (perubahan fungsi) adalah terganggunya fungsi organ tubuh

Obat anti inflamasi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu:
a. Glukokortikoid (Golongan Steroidal) yaitu anti inflamasi steroid. Anti Inflamsi steroid memiliki efek pada konsentrasi, distribusi dan fungsi leukosit perifer serta penghambatan aktivitas fosfolipase. contohnya gologan Prednisolon
b. NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) juga dikenal dengan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) NSAIDs bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase tetapi tidak enzim lipoksigenase. Contoh Obat AntiInflasmasi golongan NSAIDs adalah Turunan Asam Propionat (Ibuprofen, Naproxen), Turunan Asam Asetat (Indomethacin), Turunan Asam Enolat (Piroxicam).
Obat AntiInflamasi pada umumnya bekerja pada Enzim yang membantu terjadinya inflamasi, Namun Pada umumnya Obat AntiInflamasi bekerja pada Enzim Siklooksigenase (COX) baik COX1 maupun COX2, Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Mekanisme Terjadinya Inflamasi 









Posted by: Polobye Sidauruk
Berbagi Informasi Updated at: 20.01

3 komentar: