Seringkali masyarakat salah mengartikan ISPA sebagai infeksi saluran pernafasan atas, yang benar secara istilah kedokteran ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris yaitu Acute Respiratory Infections (ARI). Sesuai dengan kepanjangannya berikut ini adalah aspek dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA
- Infeksi adalah masuknya mikroorganisme yang kedalam tubuh dan menimbulkan penyakit atau gangguan pada tubuh.
- Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
- Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Klasifikasi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
- Ringan ( buka pneumonia ), Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung tersumbat / berair, tenggorokan merah, telingan berair.
- Sedang ( pneumonia ), Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan ( adentis servikal ).
- Berat ( pneumonia ), Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, tidak ada sianosis.
- Sangat Berat, Batuk dengan nafas berat, cepat, stridor, dan sianosis serta tidak minum.
Etiologi ISPA
Menurut Vietha ( 2009 ), etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain genus streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menumbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya senetasi lingkungan.
Infeksi saluran perafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Kebanyakan infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan mikroplasma, untuk golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus ( termasuk di dalamnya virus para influenza ) merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiokitis, dan penyakit demam saluran nafas bagian atas, untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sindroma saluran pernafasan kecuali hanya epidemi – epidemi saja. Pada bayi dan anak, virus – virus merupakan terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas bagian bawah. ( Fuad & Ahmad, 2008 )
Manifestasi klinis
Menurut Vietha ( 2009 ), tanda dan gejala dari ISPA adalah : Pilek biasa., Keluar sekret cair dan jernih dari hidung., Kadang bersi – bersin., Sakit tenggorokan, Batuk, Sakit kepala, Sekret menjadi kental, Demam, Neusea.
Sebagian besar anak dengan infeksi saluran pernafasan bagian atas memberikan gejala yang sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafas bagian bawah memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang cepat dan retratesi dada. Selain batuk gejala ISPA pada anak juga dapat dikenali yaitu flu, demam, dan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 ○C dan disetai sesak nafas.
Patofisiologi ISPA
Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibody pada salah satu tempat tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut berupa reaksi radang, sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret, dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 yang berupa pengeluaran mediator kima berupa prostaglandin, hal tersebut akan menggeser sel point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan comoon cold. Respon batuk akan muncul seiring dengan terangsangnya villi – villi saluran pernafasan akibat adanya mukus. ( Khaidirmuhaj, 2008 )
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
- Tahap prepatogenisis, penyebab ada, tetapi belum menunjukan reaksi apa- apa.
- Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa tubuh menjadi lemah apabila kedaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
- Tahap dini penyakit, Mulai dari munculnya gejala penyakit dibagi menjadi 4 yaitu dapat tumbuh sempurna, sembuh dengan atelektatis, menjadi teronis dengan meninggal akibat pneumonia.
Komentar
Posting Komentar