Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan dari fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada pasien yang baru saja pulang setelah menjalani perawatan dari rumah sakit maupun infeksi pada perawat atau pegawai rumah sakit. Infeksi nosokomial pada pasien biasanya terjadi 2-10 hari setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Rumah sakit sendiri sebenarnya sudah memiliki standar untuk mencegah infeksi nosokomial ini, namun terkadang kelalaian, kondisi pasien, jenis tindakan medis dan jenis obat tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi nosokomial.
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Tindakan pencegahan infeksi nosokomial terutama dilakukan di rumah sakit, hal ini dilakukan karena bakteri nosokomial paling banyak berasal dari rumah sakit. Beberapa prosedur pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit adalah:
Mencuci tangan, ini adalah pencegahan utama terjadinya infeksi nosokomial. Dengan mencuci tangan diharapkan virus dan bakteri dapat dimatikan yang ada ditangan dapat dimatikan, sebab kontak tangan merupakan metode penyebaran virus paling umum. Tangan juga merupakan anggota badan perawat atau dokter yang paling sering bersentuhan dengan pasien.
Sarung Tangan, pada kasus tertentu penggunaan sarung tangan merupakan standar wajib untuk beberapa tindakan medis. Penggunaan sarung tangan tidak berarti menggantikan cuci tangan karena sarung tangan mungkin saja memiliki pori-pori kecil yang memungkinkan bakteri masuk ke tangan sehingga cuci tangan tetap harus dilakukan setelah tindakan.
Clemek atau seragam. Penggunaan clemek atau seragam dimaksudkan untuk meminimalisasi kemungkinan bersentuhan dengan pasien.
Sanitasi, Pengelolaan lingkungan dan tata letak rumah sakit yang baik juga merupakan upaya pencegahan penyebaran infeksi nosokomial. Beberapa bakteri penyebab penyakit memang dapat bertahan di alam bebas dalam jangka waktu yang lama, bahkan beberapa bakteri mampu “hibernasi” hingga puluhan tahun. Bakteri seperti ini mungkin saja menempel di lantai rumah sakit, gagang pintu atau ranjang pasien, oleh karena itu diperlukan prosedur sanitasi yang baik untuk meminimalisasi kemungkinan ini.
Mencuci tangan, ini adalah pencegahan utama terjadinya infeksi nosokomial. Dengan mencuci tangan diharapkan virus dan bakteri dapat dimatikan yang ada ditangan dapat dimatikan, sebab kontak tangan merupakan metode penyebaran virus paling umum. Tangan juga merupakan anggota badan perawat atau dokter yang paling sering bersentuhan dengan pasien.
Sarung Tangan, pada kasus tertentu penggunaan sarung tangan merupakan standar wajib untuk beberapa tindakan medis. Penggunaan sarung tangan tidak berarti menggantikan cuci tangan karena sarung tangan mungkin saja memiliki pori-pori kecil yang memungkinkan bakteri masuk ke tangan sehingga cuci tangan tetap harus dilakukan setelah tindakan.
Clemek atau seragam. Penggunaan clemek atau seragam dimaksudkan untuk meminimalisasi kemungkinan bersentuhan dengan pasien.
Sanitasi, Pengelolaan lingkungan dan tata letak rumah sakit yang baik juga merupakan upaya pencegahan penyebaran infeksi nosokomial. Beberapa bakteri penyebab penyakit memang dapat bertahan di alam bebas dalam jangka waktu yang lama, bahkan beberapa bakteri mampu “hibernasi” hingga puluhan tahun. Bakteri seperti ini mungkin saja menempel di lantai rumah sakit, gagang pintu atau ranjang pasien, oleh karena itu diperlukan prosedur sanitasi yang baik untuk meminimalisasi kemungkinan ini.
Sterilisasi, dilakukan untuk mencegah bakteri, jamur atau virus menyebar melalui alat.
Penggunaan alat yang tepat, beberapa bahan dikenal mampu membunuh bakteri, oleh karena itu untuk alat-alat tertentu sebaiknya digunakan alat dari bahan yang tepat. Salah satu bahan yang dikenal dapat membunuh bakteri adalah tembaga yang dikenal dapat membunuh bakteri E. Coli.
Penetapan SOP di rumah sakit untuk mengurangi kelalaian petugas medis.
Faktor Resiko
Penggunaan alat yang tepat, beberapa bahan dikenal mampu membunuh bakteri, oleh karena itu untuk alat-alat tertentu sebaiknya digunakan alat dari bahan yang tepat. Salah satu bahan yang dikenal dapat membunuh bakteri adalah tembaga yang dikenal dapat membunuh bakteri E. Coli.
Penetapan SOP di rumah sakit untuk mengurangi kelalaian petugas medis.
Faktor Resiko
Faktor resiko infeksi nosokomial adalah petugas medis, pasien usia lanjut, pasien bayi terutama prematur, pasien yang menjalani tindakan bedah, transplantasi dan pasien menggunakan obat golongan imunosupresan
Contoh Infeksi Nosokomial
Contoh Infeksi Nosokomial
Beberapa jenis infeksi nosokomial yang dikenal dan paling sering terjadi adalah adalah
- Infeksi Saluran Kemih
- Tubercolosis
- Hospital-Acquired Pneumonia
- Pseudomonas aeruginosa
- Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)
- Stenotrophomonas maltophilia
Sama seperti infeksi lain, penyebaran infeksi nosokomial juga dapat terjadi melalui kontak fisik maupun udara. Penyebaran melalui kontak fisik yang paling sering terjadi adalah penyebaran virus, jamur atau bakteri dari pasien ke petugas medis dan dari petugas medis ke pasien lainnya, dalam hal ini petugas medis bertindak sebagai perantara penyebaran. Selain melalui kontak langsung manusia, infeksi nosokomial juga dapat melalui peralatan medis yang tidak steril dan lingkungan rumah sakit. Penyebaran melalui udara dapat terjadi karena virus atau bakteri dapat hidup di udara terbuka dalam jangka waktu yang cukup lama. Virus mungkin terdapat pada partikel debu dan menjadi aktif ketika terhirup oleh pasien atau petugas medis. Untuk pencegahan penyebaran melalui udara maka disarankan anda menggunakan masker saat berada pada area tertentu di rumah sakit.
makasih info infeksi nosokomialnya... jadi tambah ilmu nih..
BalasHapusmantap...!!!
BalasHapus