Langsung ke konten utama

Cara Pemberian Obat

Berbagi Informasi tentang tata cara pemberian obat. Ada beberapa cara pemberian obat antara lain melalui pemberian obat secara oral, pemberian obat secara sublingual, pemberian obat parenteral dan pemberian obat secara rektal, dsb. Pemberian obat ini pertama-tama sangat bergantung pada sediaan obat, bentuk Sediaan obat yang kita kenal antara lain tablet, kaplet, kapsul, softgel, syrup, vial, ampul dan masih banyak lagi. Berikut ini adalah cara pemberian obat dan bentuk sediaan obatnya:
  • Pemberian obat secara oral /ditelan, Istilah yang biasa digunakan adalah Oral, bentuk sediaan obat untuk pemberian oral adalah syrup, puyer, kapsul, tablet, kaplet, tablet effervescent.
  • Pemberian obat secara subligual/ diletakkan dibawah Lidah, namun istilah yang biasa digunakan adalah Sublingual, biasanya bentuk sediaan obat untuk pemberian sublingual adalah tablet.
  • Pemberian obat secara Inhaler /dihirup, namun istilah yang biasa digunakan adalah Inhalasi, Bentuk sediaan obat untuk pemberian inhalasi adalah larutan (metered Dose Inhaler) bubuk.
  • Pemberian obat secara rektal /melalui Anus, namun istilah yang biasa digunakan Rektal, bentuk sediaan obatnya Suppositoria (padat) dan Enema (larutan),
  • Melalui Vagina, Istilahnya Per Vaginam, Bentuk Sediaan Obatnya Ovula (padat).
  • Pemberian obat secara parenteral /Suntikan (injeksi) Namun istilah yang paling biasa digunakan adalah Parenteral, Cara pemberian obat secara parenteral dapat dilakukan dengan IM, IV, ID, SC, Intra Tekal, Intra Artikular. Bentuk Sediaan Obatnya adalah Vial, Ampul, dan botol Infus.
  • Pemberian obat secara topikal/ diberikan Setempat, Bentuk sediaan obatnya adalah salep, krim, jelly, Tinctur, Tetes (drops), Plester, Tulle.
Beberapa bentuk sediaan obat

Obat memang biasanya disediakan dalam bentuk yang bermacam-macam, misal untuk Piracetam ada sediaan Piracetam Injeksi, Piracetam Infus, Piracetam dalam sediaan kapsul dan kaplet. Cara Pemberian obat dan bentuk sediaannya sangat erat kaitannya dengan faktor berikut ini:
  • Sasaran Pengobatan, Untuk daerah yang sulit dijangkau seperti pengobatan infeksi atau penyakit di anus maka diberikan dengan rektal, mata bentuk drops, kulit dengan krim atau salep.
  • Kondisi Pasien, Kemampuan penderita untuk menerima obat, Misalkan saja pasien Gawat Darurat maka biasanya obat diberikan secara injeksi maka bentuk sediaannya ampul, vial, infus karena Pasien Gawat darurat membutuhkan obat kerja cepat dan untuk pemberian dengan cara lainnya tentunya pasien akan sulit menelan bila diberikan secara oral.
  • Zat Aktif Obat, Sifat zat aktif, farmakokinetik dan farmakodinamiknya juga mempengaruhi cara pemberian obat.
Batas Keamanan Kadar Obat, Adalah kadar obat yang menimbulkan efek terapi dan tidak menimbulkan efek toksik. Obat baru bekerja dengan baik setelah obat tersebut mencapai kadar tertentu, sering disebut dengan istilah kadar terapi, dan kadar minimalnya sering disebut dengan istilah Minimum Effective Concentration (MEC).
MEC dan MTC Obat
Dosis Obat
Dosis obat yang diberikan harus tidak melampaui MTC (Minimum Toxic Concentration) karena bila melebihi batas MTC justru akan bersifat toksik atau racun bagi tubuh. jadi Pengertian MTC adalah Kadar Minimal obat yang tidak menimbulkan efek racun/toksik atau dengan kata lain MTC adalah Kadar maksimal obat sehingga obat tetap aman bagi tubuh (tidak bersifat toksik)  dan agar memberikan efek pengobatan harus diatas MEC (Minimum Effective Concentration). MEC adalah kadar minimal obat agar didapat efek terapi. Selain MEC dan MTC ada juga ED50, LD50, waktu paruh obat (t1/2 atau T50), faktor-faktor diatas turut menentukan dosis obat, apakah diberikan 1 kali sehari, 3 kali sehari dan Jumlah obat yang diberikan. Oleh karena itu untuk mendapatkan efek pengobatan dan kesembuhan sangat disarankan mengikuti anjuran pemakaian obat yang diberikan oleh dokter dan ikuti petunjuknya. (untuk lebih jelasnya tentang MEC dan MTC silahkan lihat gambar diatas)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mekanisme Inflamasi

Pada postingan kali ini kita akan berbagi informasi tentang mekanisme terjadinya inflamasi lengkap dengan gambar yang menjelaskan mekanisme inflamasi terjadi. Inflamasi adalah respon kompleks dari tubuh terhadap suatu yang tidak mengenakkan. Inflamasi juga dapat didefinisikan sebagai respon p rote k tif terhadap luka ja r i n gan yang di s e b abkan o l eh t r au m a   f isik, termal, z a t   k i m ia   yang   m erusak, at a u za t -z at m ikrobiologik (penyebab infeksi). Mekanisme terjadinya Inflamasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu: 1.  Perubahan vaskular

Memahami Ajaran Tritunggal dengan Mudah

Allah itu Maha Kuasa Sebelum kita masuk ke pembahasan konsep tritunggal kita harus percaya bahwa Allah itu Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Apa Itu Tritunggal? Dalam alkitab, di kejadian 1:26-27 dikatakan  1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Ayat ini adalah ayat yang sangat penting dan merupakan ayat yang menjelaskan keimanan kristen.  Manusia terdiri dari Pribadi utuhnya, akal budinya, dan Roh. Contoh mudah adalah anda mengenal orang bernama andi, budi atau andreas. Pribadi utuhnya adalah andi, budi atau andreas yang anda kenal. Dan andi, ...

Penggolongan dan Mekanisme Kerja Obat Antasida

Kita akan membahas penggolongan dan mekanisme kerja obat antasida, definisi Obat antasida adalah obat yang digunakan untuk menekan asam lambung yang berlebihan (hiperklorhidria), antasida  sendiri berasal dari kata anti = lawan dan acidus/acid = asam. Obat antasida biasa digunakan untuk mengobati maag, dan penyakit saluran pencernaan lain, Penggunaan Antasida dalam pengobatan penyakit maag biasanya hanya bersifat simptomatis saja yaitu menghilangkan gejalanya saja seperti menghilangkan nyeri, menekan produksi asam lambung atau menetralisir asam lambung, itu mengapa orang yang punya penyakit maag dapat kambuh bila terlambat makan. Penggolongan Obat Antasida berdasarkan Mekanisme Kerjanya Berikut ini adalah penggolongan antasida berdasarkan mekanisme kerjanya: 1. Proton Pump Inhibitor (PPI) atau Penghambat Pompa Proton, seperti namanya obat antasida golongan PPI bekerja dengan menghambat Produksi asam dengan mengambat kerja pompa proton contohnya loratadine 2. Antihistamin ...